Profil Kiai Amiruddin Pengasuh Ponpes Miftahul Mubtadiin Al Umry

Assalamualaikum wr. wb. Para pembaca setia majalah nurul hidayah yang berbahagia, alhamdulillah pada edisi kali ini kami dari tim redaksi mencoba mengangkat sebuah profil dari seorang alim ulama non habaib. Berbeda dengan profil-profil sebelumnya yang selalu menampilkan tokoh habib. Dalam pembuatan artikel ini kamipun mengalami sedikit hambatan, maklum kiranya karena kami basicnya dari berbagai macam anggota yang mempunyai kesibukannya masing-masing. Sehingga untuk menyelaraskan perbedaan tersebut dibutuhkan waktu yang tepat.
Di edisi ke-25 ini kami mengangkat profil seorang kyai yang kharismatik. Beliau bernama KH.Amirudin, yang bertempat tinggal di Desa Tegal Kubur. Setiap bulan maulid Nabi tiba, kyai amir tidak pernah absen menghadiri majelis maulid para habaib. Kata alhabib abdulhadi baraqbah kyai amir ini wajahnya selalu terang memancarkan cahaya (dikatakan dalam suatu majelisnya). Karena kyai amir sering menghadiri majelis-majelis para habaib. Sehingga banyak habib yang mengenal baik dengan beliau. Bahkan setiap harinya mungkin ada saja tamu habib yang datang ke rumah beliau. Menurut kyai amir beliau tidak mau dimasukkan dalam profil, karena beliau merasa kurang pantas. Namun akhirnya beliau berhasil kami wawancarai. Tetapi memang bukan sepenuhnya profil dari kyai amir, melainkan menceritakan sosok sang ayah.
Kyai amir adalah putra seorang kyai dan kakeknya pun kyai. Berarti bisa dikatakan kyai amir lahir dari keluarga kyai/ulama. Nama kakek dari kyai amir adalah kyai muksin yang wafat tahun 1956 (dua tahun setelah kepulangan kyai umar muksin ke tegal kubur). Kyai muksin merupakan menantu dari kyai abdul ghoni Danawari. Pertama kali di tegal kubur, kyai muksin mengumpulkan para santri di masjid untuk mengaji bersama. Memang awalnya yang ikut mengaji sedikit, tetapi seiiring berjalannya waktu. Para santri berdatangan untuk mengaji, baik dari desa tegal kubur sendiri maupun sekitarnya. Kyai muksin mempunyai anak yaitu mufarhah, munipah, muniroh, mustanir, kyai abdul hamid, mbok zahro, kh.ahmad, zubaedah, kyai umar muksin. Kyai umar muksin adalah anak ke-2 dari kyai muksin, yang merupakan penerus dan pengganti dari kyai muksin setelah beliau wafat. Sedangkan saudara kandung kyai umar yang lain yaitu Almukarom Kyai Abdul Hamid memilih tinggal di Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Ayah dari kyai amir yaitu kyai umar muksin mendapatkan istri, seorang putri kyai yang merupakan anak dari kyai mansur kalimati pengasuh pondok pesantren al mansuriah desa kalimati pada waktu itu. Dan merupakan ibu dari kyai amir sendiri. Kyai umar muksin sewaktu di desa kalimati, beliau bertemu haji Husen yang tinggal di desa gembong. Haji husen ini adalah seorang muhibbin ulama dan habaib. Sehingga haji husen ingin mendirikan pondok pesantren di desanya. Namun, karena kurangnya ulama di desa gembong. Hingga akhirnya, haji husen meminta bantuan kyai umar muksin untuk tinggal di desa gembong. Dan kyai umar muksin pun tinggal di desa gembong dengan mendirikan pondok pesantren di desanya. Kyai umar muksin tinggal di desa gembong selama sembilan tahun. Sampai kyai umar muksin dikaruniai tiga anak selama beliau tinggal di sana, beliau bersama haji husen senantiasa saling membantu dalam penyelenggaraan pondok pesantren tersebut. Pada tahun 1954 kyai umar muksin diminta kembali ke desa tegal kubur (tempat kelahirannya) oleh ayahandanya yaitu kyai muksin. Mungkin kyai muksin mempunyai firasat bahwa usianya tidak lama lagi.
Tepat dua tahun yaitu pada tahun 1956 setelah kepulangan kyai umar muksin ke desa tegal kubur, kyai muksin pulang ke rahmatulloh. Kyai umar muksin pun menjadi pengganti dan meneruskan dakwah perjuangan kyai muksin. Dengan meneruskan mengajar mengaji di masjid beliau mengamalkan birul walidaian kepada orang tuanya. Kyai umar muksin yang lahir tahun 1919 di desa tegal kubur dan wafat tahun 1985. Mempunyai banyak pengalaman spritual, mulai dari mondok di pondok pesantren babakan selama 9(sembilan) tahun kemudian mondok di pondok pesantren kempek selama 3(tiga) tahun yang diasuh oleh kyai harun. Selama kurang lebih 12(dua belas) tahun mondok, kyai umar muksin merasa ilmunya masih kurang dan ingin memantapkan ilmunya lagi. Dan akhirnya selama beberapa bulan kyai umar muksin mondok di pondok pesantren kaliwungu dan pondok pesantren tremas. 
Kyai umar muksin setelah melanglang buana untuk menimba ilmu di beberapa pondok pesanten. Sampai akhirnya beliau harus meneruskan mengajar mengaji setelah kyai muksin wafat. Kyai umar muksin mengajar mengaji dengan penuh keikhlasan. Wujud nyata dari keikhlasan tersebut ditandai dengan banyaknya yang hadir di masjid itu untuk mengaji bersama kyai umar muksin. Dan para santri yang hadir berasal dari beberapa desa baik dari desa tegal kubur sendiri maupun di luar desa tersebut misalnya saja desa mobok kecamatan Bumi jawa, serang kecamatan Bojong dan desa sekitar tegal kubur. 
Dengan bertambahnya jumlah santri yang ikut mengaji, menggugah hati kyai umar muksin untuk mendirikan pondok pesantren di desanya. Kyai umar muksin pun akhirnya mendirikan sebuah pondok pesantren di desa tegal kubur dengan nama Miftahul Mubtadiin Al Umry yang berdiri pada tahun 1954. Perkembangan pondok pesantren tersebut pesat dengan banyaknya santri yang mondok disana. Santrinya dapat mencapai ratusan lebih, seiiring berjalannya waktu kyai umar muksin dikaruniai beberapa anak lagi.
 Anak-anak kyai umar muksin diantaranya adalah mutamimah, muslihah, mohammad syafi, khotimah, khoridah, mohammad marzuki, amirudin dan ahmad kholil. Sampai sekarang anak-anak kyai umar muksin yang masih hidup tinggal empat orang yaitu mutamimah, kyai amirudin, mohammad marzuki dan ahmad kholil. Dan kyai amirudin lah yang meneruskan jejak sang ayah dan kakeknya. Yaitu dengan mengasuh pondok pesantren yang didirikan oleh ayahnya. 
Kyai amirudin menceritakan pada saat kyai umar muksin wafat yaitu pada selasa pahing sekitar jam 1 dini hari. Dan sekarang waktu itu dijadikan kyai amirudin untuk bermunajah kepada Alloh jalajalaluh bersama dengan para santrinya. Pada saat kyai umar muksin akan dimasukkan ke dalam liang lahat. Kyai amirudin berdoa kepada Alloh “semoga dengan wafatnya kyai umar muksin jangan sampai pondok pesantren ikut terkubur bersamanya, melainkan tetap istiqomah ala aqidah ahlussunnah wal jamaah”. Amin..
Dan doa kyai amirudin alhamdulillah didengar oleh Alloh terbukti dengan masih berdirinya pondok pesantren tersebut. semasa kyai umar muksin masih hidup beliau gemar memberi kepada sesama, apalagi jika yang datang kerumahnya adalah seorang habib (keturunan Nabi Muhammad SAW). Bahkan, kata kyai amirudin ketika itu datang seorang habib kepada kyai umar muksin. Dan kyai umar muksin memberikan sesuatu kepada habib itu. Padahal pada waktu itu kyai umar membutuhkan sesuatu tersebut untuk keperluannya. Kyai amirudin sering dipanggil oleh kyai umar muksin pada saat di rumahnya kedatangan tamu habib. Apalagi yang datang habib sepuh dan alim, kyai amirudin sering didoakan oleh para habib yang berkunjung ke rumah kyai umar muksin. Sehingga sampai sekarang hubungan antara kyai amirudin dengan para habib masih terjalin baik.
Adapun kegiatan yang ada di pondok pesantren miftahul mubtadiin al umry adalah peringatan haul dan harlah pondok setiap tanggal 15 muharom, imtihan tanggal 21 sya’ban, maulid Nabi Muhammad SAW setiap rabu akhir di bulan robiul awal. Kemudian majelis ta’lim jum’at pagi untuk wanita dan rabu pagi untuk laki-laki. Pada saat kyai umar muksin pengajaran ditekankan pada nakhu sorofnya. Sekarang kyai amirudin tetap menjaga aturan yang dibuat ayahnya dengan memperketat pengajaran alqur’an ala mranggen (kyai muhibbin yang berguru kepada kyai arwani). 
Di pondok pesantren miftahul mubtadiin al umry terdapat pendidikan yaitu madrasah ibtidaiyah salafiyah selama 6 tahun dan madrasah tsanawiyah selama 3 tahun. Kyai amirudin sekarang dikaruniai tujuh orang putra dan putri diantaranya bernama mukhlasoh, muhazamatul fitroh (istri dari ustad Busro), mubayiudin, hasna fikria ni’mah (istri dari kh. Tohawi pengasuh pondok pesantren al ikhsan kabunan), ahmad misyaril ulum, umar faruk, dan hasna anqquliah arifah.
Demikian sedikit cerita dan profil dari kyai amirudin tegal kubur. Apabila ada kata-kata atau penulisan yang salah dan kurang berkenan atau bahkan dalam menuliskan cerita atau profil diatas terdapat kesalahan. Kami dari tim redaksi majalah nurul hidayah mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada kyai amirudin dan terimakasih atas waktunya. Sekian...


Ingin Punya Anak Shaleh? ini caranya...

MEMPUNYAI anak shaleh dan shalehah merupakan harapan semua orang tua. Harapan itu sangat wajar, karena semua orang berharap anak keturunannya menjadi orang yang baik, yang bisa berguna bagi agama nusa dan bangsa. Berikut ini salah satu cara agar memiliki anak shaleh yang disampaikan dalam Ceramah Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya;

Bagaimana mungkin bisa punya anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya, kalau orang tuanya ingkar dan tidak pernah mendatangi ulama dan orang saleh.
Ayah Imam Gazali itu bukan ulama, akan tetapi beliau hormat, mendekat dan mencintai ulama. Meskipun penghasilannya tidak seberapa, beliau menyisihkan untuk membeli manisan yang ia hadiahkan kepada para ulama, seraya memohon kepada Allah agar dianugrahi anak saleh seperti ulama-ulama yang ia kagumi.
Allah menganugrahinya dua putra yang saleh, keduanya menjadi ulama besar, keduanya terkenal di dunia Islam. Pertama, Muhammad bin Muhammad al-Gazali, kedua Ahmad bin Muhammad al-Gazali. Orang biasa bisa melahirkan dua orang hebat karena cinta dan hormatnya kepada ulama.
Kita sekalian meskipun orang biasa, bukan keturunan Kiai, bisa mempunyai anak-anak yang saleh. Jangan berkecil hati, berdoa, dan mendekatlah kepada para ulama. Allah Maha mendengar, akan mengabulkan doa hamba-hambaNya.

Rotib Kubro

Menghidupkan Nur Illahi Melalui Jamiah

KEGIATAN zikir dan shalawat yang diadakan sejumlah jamiah, menurut Ustadz Djaring Subondo, merupakan upaya untuk menghidupkan nur illahi. ”Cahaya kesucian atau nur dari Allah Swt akan terpancar di mana terdapat umat yang berzikir dan bershalawat,” katanya saat menghadiri pengajian dan maulidurrasul yang diadakan jamiah pencinta zikir dan shalawat ”Rotibul Kubro” Demak, belum lama ini.

Kegiatan yan digelar setiap Jumat malam Sabtu yang berlangsung di rumahnya Hasan Hamid, Desa Trengguli, Wonosalam, Demak tersebut juga menghadirkan Habib Ali Almusawwa dari Semarang. Acara dihadiri sejumlah ulama, pengasuh ponpes, santri serta umat Islam Demak dan sekitarnya. Acar diawali dengan pembacaan rotibul kubro yang dipimpin Habib Ali Almusawwa. Dilanjutkan mahalul qiyam atau asrakalan oleh grup ahbabul musthafa wilayah Demak Timur. Sementara doa disampaikan Kiai Abdul Wahid dari Jatisono, Kiai Hamunasir (Guntur) dan Ustadz Djaring Subondo.

Pengasuh pesantren Al-Wardah Jepara Djaring Subondo menambahkan, seseorang yang hatinya selalu berzikir dan bershalawat, jiwanya akan merasakan damai dan penuh ketenangan. Sementara itu Habib Ali Almusawwa menuturkan, orang yang membaca zikir, shalawat, termasuk membaca rotibul kubro,  akan mendapat kasih sayang dari Allah Swt dan Nabi Muhammad Saw.

Rotibul kubro merupakan susunan zikir dan shalawat yang disusun seorang wali, yakni Sayid Habib Thoha bin Hasan bin Thoha bin Yahya.
”Insya Allah yang mengamalkan rotibul kubro juga akan mendapat kasih sayang dari Allah Swt serta syafaat dari rasulullah. Termasuk mendapatkan ampunan dan syurga bersama shahibul rotib,” katanya.

Dikatakannya, jika seseorang mengukur amal ibadah yang telah dilakukan, pasti akan merasa bahwa amal kebajikannya sangat sedikit dan tidak sebanding dengan perbuatan jeleknya. ”Karena itu kita perlu ikut para ulama, kiai, habaib, ustadz, thariqat termasuk mengikuti amalan yang dilakukan mereka. Dengan membaca rotibul kubro, berarti kita ikut Sayid Habib Thoha.” Selain itu, dia mengajak umat Islam di wilayah Demak untuk bisa mengikuti kegiaan yang digelar jamiah pecinta zikir dan shalawat ”Rotibul Kubro”. (Hasan Hamid, warga Demak-72)

TKIT Az-Zahra Wisuda Siswa, Azzahra Demak

SM Cetak - Semarang Metro
01 Juli 2014

Azzahra Antarkan Siswa Miliki Dasar Keimanan

DEMAK - Pemahaman terhadap nilai-nilai kemimanan dan keislaman, serta kebiasaan bersikap santun sesuai etika, ahlak islami telah diajarkan dan menjadi kebiasaan anak-anak yang belajar TKIT Azzahra.
“Setidaknya selama setahun, anak-anak kami didik dengan pola dan pendekatan islami, sehingga mereka telah terbiasa menjalankan berbagai aktivitas keseharian sesuai anjuran syariat Islam,” terang Abdul Manan, Ketua Yayasan Azzahra Demak, dalam pelepasan wisuda TKIT dan SDIT, di Hotel Amantis, Jl Soekarno-Hatta, belum lama ini.
Menurutnya, pemahaman dan kebiasaan santun serta memegang tata krama yang tertanam sejak kecil akan membetuk karakteristik anak. Pembentukan kepribadian yang berahlak ini akan terus tertanam hingga dewasa.
“Pembentukan karakter yang demikian harus dimulai sejak dini, dan kami minta orang tua ikut membentuk suasana serupa di rumah,” katanya.
Menyenangkan
Bukan hanya itu, lanjut Abdul Manan, anak-anak juga telah hafal surat-surat pendek dalam Alquran, hafal doa-doa dan shalat lima waktu.
Pada prosesi wisuda, semua siswa tambil bergantian dengan menunjukkan kebolehannya. Seperti melantunkan hafalan ayat-ayat pendek, doa sehari-hari, shalat dan pentas seni.
Kepala TKIT Azzahra, Ima Dwi R menuturkan, pendidikan anak usia dini selain dimaksudkan membentuk karakter anak juga mendorong tingkat kecerdasannya. Pola pendidikan yang diterapkan dengan konsep sederhana, menyenangkan dan bernuansa religi.
Sementara itu salah seorang siswa, Devina Nisrina mengaku selama setahun belajar mampu menghafal ayat-ayat pendek, shalat dan doa keseharian. (H1-72)

Devina Nisrina Adillah, Trengguli, Demak wisuda TKIT Azzahra

Devina (nomor dua dari kanan) saat prosesi wisuda TKIT Azzahra Demak


Add caption

Devina


Devina dengan bu muyas dan bu Ima

MAULIDURROSUL SIMTHUDDUROR DAN MUJAHADAH ROTIBUL KUBRO

RUTIN DIGELAR JAMIYYAH ROTIB KUBRO DEMAK DI DESA TRENGGULI, KECAMATAN WONOSALAM, DEMAK PADA JUMAT PON MALAM SABTU WAGE, BAKDA ISYA.
MAULIDURRASUL DIPIMPIN USTADZ DJARING SUBONDO (JEPARA), MUJAHADAH ROTIBUL KUBRO DIPIMPIN HABIB ALI BIN UMAR ALMUSAWA (SEMARANG), TAUSIYAH DIISI KETUA TAKMIR MASJID AGUNG DEMAK, ALMUKAROM KH MUHAMMAD ASYIQ.
Kegiatan berlangsung di rumahnya Hasan Hamid, Desa  Trengguli, Kecamatan Wonosalam, Demak








Pecabean, Pangkah, Tegal daerah yang nyaman dan kondusif


Muhammad Muktas MT dan H Sofan Hamid di rumah Desa Pecabean Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Desa yang dari dulu hingga sekarang nyaman, aman dan kondusif.

Dakwah Terbaik Dengan Hati

 

Qaala Rasulullah saw: Man Ra'a minkum munkaran falyughayyirhu biyadihi, faillam yastati' fabilisanih, faillam yastati' fabilqalbihi, wadzaalika ad'aful iman

Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa dari kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dgn tangan, jika tidak mampu cegahlah dgn kata-kata, jika tidak mampu (juga) maka cegahlah dgn hati, dan itulah selemah lemah iman.

Dalam tausiah yang disampaikan Habib Luthfi bin Ali bin Yahya, Jumat Kliwon (31/12/2013) dikatakan bahwa dakwah dengan tangan atau kekuasaan memiliki kecenderungan ditumpangi oleh nafsu emosi. Demikian pula dakwah dengan kata-kata. Nafsu sering mengiringi. Dakwah yang baik justru dengan hati (qalb). 
Posisi nafsu ini beriringan dengan iman, sehingga sering seseorang terjebak oleh nafsu. Iman itu bukan di tangan, bukan di mulut, tetapi di hati. Dakwah dengan tangan atau kekuasaan memang baik, tetapi harus hati-hati agar tidak ditumpangi nafsu. Bertindak tanpa melukai, bertindak yang tidak didasari emosi. Dengan demikian, dakwah yang dilakukan mengedepankan kesantunan. Islam yang rahmatan lil alamin.
Dakwah dengan tangan dan atau mulut sering tidak disadari bahwa yang dilakukan adalah nafsu, bukan karena iman.
Beliau menyontohkan ketika Sahabat Ali bin Abi Tholib r.a dalam sebuah peperangan. Dia berhasil menjatuhkan musuh. Sang musuh yang orang kafir tersebut berhasil meludai Sahabat Ali r.a. Mendapat sikap demikian, dia sempat bereaksi dengan mengankat pedang. Namun, dia mengurungkan niatnya untuk menyabetkan pedangnya.
Salah seorang sahabat yang melihat itu kemudian bertanya, "kenapa engkau tak jadi membunuhnya, padahal orang kafir itu meludahi Anda". Sahabat Ali r.a mengatakan, kalau saya membunuhnya karena dia meludaiku, berarti saya melakukan kesalahan. Sebab, membunuhnya bukan karena Allah Swt, melainkan karena nafsu emosi setelah diludai.
Pada hakekatnya, jihad besar adalah jihad melawan hawa nafsu yang ada pada diri sendiri. Perang dengan musuh nyata, dan mencari nafkah justru bagian dari jihad kecil.
Pengendalian nafsu ini kalau tidak dilatih akan berdampak kurang baik. Ibarat bayi yang semula menggemaskan, senyumnya bikin hati senang. Bayi ini tidak semakin kecil, tetapi semakin besar. Saat bayi kencing waktu digendong orang tuanya, bukan kesalahan. Tetapi kalau semakin besar, tentu tidak dibenarkan mengencingi orang tuanya. Kalau didiamkan tentu akan menyesatkan.
Cara memerangi nafsu, adalah dengan bertahap dan yang istiqamah. Beribadah jangan merasa dipaksakan. Lakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit tetapi istiqamah.
Seorang belajar menghafal Alquran dengan target satu bulan bisa berapa juz, maka yang muncul adalah dorongan nafsu. Kalau terdorong nafsu maka bacanya semrawut. Yang mendorong adalah nafsu, tetapi tidak disadari. Seharusnya bertahap, sedikit demi sedikit namun dijalankan secara istiqamah.
Amal shaleh yang kita lakukan akan menjadi benteng dari pengaruh nafsu syaitan. Bagaimana bisa membentengi,  harus dengan hati jernih, pikiran jernih, telinga jernih, dengan cara Lailaahailallah, Allahu Allahu.

KH ABDUL DJALIL MENINGGAL DUNIA



Innalillahi wainna ilaihi rojiun.
KH ABDUL DJALIL, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlotut Tholibien Kalikangkung, Pangkah, tegal yang juga tokoh ulama NU Tegal, kini telah tiada, menghadap keharibaan Allah SWT. Masyarakat Tegal, terutama warga NU merasa kehilangan tokoh ulama yang menguasai beberapa fan ilmu, dari ilmu Faraid, Falaq, Manteq, Ard dan ilmu-ilmu lain. Beliau wafat Senin (8/11/2010) pada pukul 04.00, di salah satu rumah sakit terdekat.

Pemakaman yang dilakukan hari  itu juga, pukul 15.00 dihadiri ribuan orang yang nampak memadati komplek pesantren Raudlotu Tolibin, desa Kalikangkung kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang pengasuh pondok pesantren dan tokoh ulama yang sangat disegani.

Nampak diantara para pelayat, ketua DPRD kabupaten Tegal, Rojikin AH, SH, wakil bupati, pejabat kecamatan, para alim ulama se kabupaten Tegal, para santri dan masyarakat sekitar yang nampak haru, mengiringi kepergian beliau, bahkan tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata.

Rais Syuriah PCNU kabupaten Tegal, KH Hambali Usman yang mewakili keluarga, menyatakan, Almarhum merupakan salah satu mustasyar NU dan beliau merupakan guru besar, serta orang alim yang menguasai beberapa ilmu, istilahnya kiai multi dimensi yang merupakan sumber rujukan dalam ilmu agama.

“ Kami berharap sepeninggalan beliau, keluarganya dapat mewarisi ilmunya serta banyak orang alim, baik dari santrinya atau yang lain dapat meneruskan perjuangan Almarhum memeberikan pelajaran ilmu  agama dan mencontoh kepribadian dan keteladannya yang begitu sederhana dan bersahaja dalam kehidupan walaupun sebenarnya beliau adalah orang yang kaya,” katanya.

Salah satu kerabat dekat almarhum, KH Gholib Mawardi, mengatakan, pada masa hidupnya, beliau yang lahir pada tanggal 3 Januari 1935, yang samapai dengan wafatnya berumur 75 tahun itu, marupakan kiai yang sangat mendalam dalam menguasai ilmu agama. Artinya beliau menguasai ilmu yang sangat komplek mulai dari ilmu Faroid, Mantiq, Balaghah, ilmu Falaq (astronomi) dan ilmu lain. Oleh karena itulah kepergian beliau sangat disedihkan banyak orang.

“Mautul Alim Mautul Alam, matinya seorang ulama adalah matinya alam, artinya Allah tidak akan mengambil ilmu di dunia ini kecuali dengan matinya seorang ulama. Maka jelas wafatnya KH Abdul Jalil yang merupakan seorang ulama sangat menyedihkan kita semua, karena dengan wafatnya, berarti kita kehilangan seorang figure dan sumber ilmu agama yang mendalam,” ungkapnya.

Sementara ketua DPRD kabupaten Tegal, Rojikin AH SH, kepada wartawan mengatakan, masyarakat kabupaten Tegal sangat merasakan kehilangan sosok ulama yang sangat menguasai ilmu agama dan banyak memberikan pelajaran moral kepada masyarakat kabupaten Tegal.

Dirinya berharap keluarganya bisa meneruskan jejak almarhum dalam memberikan pelajaran moral kepada masyarakat. “ Semoga segala amal baik almarhum bisa diterima Allah SWT, diampuni segala kesalahan dan yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran  dalam mengahadapi cobaan hidup”, pungkasnya. (fth)

Syi'ir Tanpo Watun Gus Dur

Berikut adalah teks Syi’ir Tanpo Waton yang dilantunkan oleh

Gus Dur yang penuh dengan nasihat, hikmah dan makna yang

dalam, silahkan dinikmati :

Astaghfirullah rabbal baraya…
Astaghfirullah minal khathaayaa…
Robbii zidnii `ilmannaafi’aa…
Wawaffiqnii `amalanshaalihaa…

Yarasulallaah salaamun’alaiik…
Yaarofii’asyaaniwaddaarojii…
`athfatayyajii rotal `aalami…
Yauhailaljuu diwalkaromi…

Ngawiti ingsun nglarasa syi’iran
Kelawan muji maring pengeran
Kang paring rahmat lan kenikmatan
Rina wengine tanpa petungan 2X

Duh bala kanca priya wanita
aja mung ngaji syare’at blaka
Gur pinter ndongeng nulis lan maca
Tembe mburine bakal sangsara 2X

Akeh kang apal Qur’an haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale 2X

Gampang kabujuk nafsu angkara
Ing pepaese gebyare ndunya
Iri lan meri sugihe tangga
Mulo atine peteng lan nistha 2X

Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhite
Baguse sangu mulyo matine 2X

Kang aran soleh bagus atine
Kerana mapan seri ngelmune
Laku thariqat lan ma’rifate
Ugo hakekat manjing rasane 2X

Alquran qadim wahyu minulya
Tanpa ditulis bisa diwaca
Iku wejangan guru waskita
Den tancepake ing jero dada 2X

Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat rasul dadi pedoman
Minangka dalan manjing iman 2X

Kelawan Allah kang maha suci
Kudu rangkulan rina lan wengi
Ditirakati diriyadhohi
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X

Uripe ayem rumangsa aman
Dununge rasa tanda yen iman
Sabar narima najan pas pasan
Kabeh tinakdir saking pengeran 2X

Kelawan kanca dulur lan tangga
Kang padha rukun padha trapsila
Iku sunnahe, Rasul kang mulya
Nabi Muhammad, Panutan Kita 2X

Ayo nglakoni sakabehane
Allah kang bakal ngangkat drajate
Senajan ashor tata dhohire
Ananging mulya maqom drajate 2X

Lamun palarasto ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Allah swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese 2X

Yarosulalloh salaamun’alaik…
Yaarafi’asaaniwaddaaroji…
`athfatayaji rotall `aalami…
Yauhailaljuu diwaalkaromi…

Ketika Wahyu Terakhir Sampai Kepada Rasulullah S.a.w



Diriwayatkan bahwa surah Al-Maidah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu Asyar yaitu pada hari Jumat di Padang Arafah pada musim haji penghabisan [Wada']. Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta.

Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas penerimaannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan. Setelah itu turun malaikat Jibril a.s. dan berkata:

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah s.w.t. dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahawa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Setelah Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah. Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempurna."

Apabila Abu Bakar ra. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam.

Kisah tentang Abu Bakar ra. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di depan rumah Abu Bakar ra. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Seharusnya kamu merasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar ra. pun berkata, "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ia menunjukkan perpisahan kita dengan Rasulullah s.a.w.. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi menjadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar ra. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar ra., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu.

Berkata salah seorang dari para sahabat, "Ya Rasulullah s.a.w., kami baru kembali dari rumah Abu Bakar ra. dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar ra.. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di rumah Abu Bakar ra. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya, "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali ra. berkata, "YaRasulullah s.a.w., Abu Bakar ra. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Semua yang dikatakan oleh Abu Bakar ra. adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat".

Setelah Abu Bakar ra. mendengar pengakuan Rasulullah s.a.w., maka ia pun menangis sekuat tenaganya sehingga ia jatuh pingsan. Sementara 'Ukasyah ra. berkata kepada Rasulullah s.a.w., 'Ya Rasulullah, waktu itu saya anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu apakah anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta baginda." Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal ra., "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fathimah sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."

Setelah Bilal sampai di rumah Fathimah maka Bilal pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fathimah ra. menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Lalu Bilal ra. berkata: "Saya Bilal, saya telah diperintahkan oleh Rasulullah s.a.w. untuk mengambil tongkat beliau. "Kemudian Fathimah ra. berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya."

Berkata Bilal ra.: "Wahai Fathimah, Rasulullah s.a.w. telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fathimah ra. lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah s.a.w.?" Bilal ra. tidak menjawab pertanyaan Fathimah ra., Setelah Fathimah ra. memberikan tongkat tersebut, maka Bilal pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah s.a.w. Setelah Rasulullah s.a.w. menerima tongkat tersebut dari Bilal ra. maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar ra. dan Umar ra. tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar ra. dan Umar ra. maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali ra. bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang senantiasa berada di samping Rasulullah s.a.w. oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w."

Lalu Rasulullah s.a.w. berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah s.a.w. pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah s.a.w. "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju. Setelah Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah melihat tubuh Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Saya tebus anda dengan jiwa saya ya Rasulullah s.a.w., siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya ingin menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t. dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu" Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi derajat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah s.a.w. di dalam syurga."

Apabila ajal Rasulullah s.a.w. makin dekat maka beliau pun memanggil para sahabat ke rumah Aisyah ra. dan beliau berkata: "Selamat datang kamu semua semoga Allah s.w.t. mengasihi kamu semua, saya berwasiat kepada kamu semua agar kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mentaati segala perintahnya. Sesungguhnya hari perpisahan antara saya dengan kamu semua hampir dekat, dan dekat pula saat kembalinya seorang hamba kepada Allah s.w.t. dan menempatkannya di syurga. Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih.

Apabila kamu memandikan aku, maka hendaklah kamu letakkan aku di atas balai tempat tidurku dalam rumahku ini. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Pertama yang akan mensolatkan aku ialah Allah s.w.t., kemudian yang akan mensolat aku ialah Jibril a.s., kemudian diikuti oleh malaikat Israfil, malaikat Mikail, dan yang akhir sekali malaikat lzrail berserta dengan semua para pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk bergantian secara berkelompok bersolat ke atasku."

Setelah para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal ra. menyelesaikan azan subuh, maka Bilal ra. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w.. Sesampainya Bilal ra. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra. pun memberi salam, "Assalaarnualaika ya Rasulullah." Lalu dijawab oleh Fathimah ra., "Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau."

Setelah Bilal ra. mendengar penjelasan dari Fathimah ra. maka Bilal ra. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fathimah ra. itu. Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal ra. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w. maka Bilal ra. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah."

Setelah Bilal ra. sarnpai di masjid maka Bilal ra. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya. Abu Bakar ra. tidak dapat menahan dirinya apabila ia melihat mimbar kosong maka dengan suara yang keras Abu Bakar ra. menangis sehingga ia jatuh pingsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat dalam masjid, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fathimah ra.; "Wahai Fathimah apakah yang telah berlaku?." Maka Fathimah ra. pun berkata: "Kekecohan kaum muslimin, sebab anda tidak pergi ke masjid." Kemudian Rasulullah s.a.w. memanggil Ali ra. dan Fadhl bin Abas ra., lalu Rasulullah s.a.w. bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah s.a.w. sampai di masjid maka Rasulullah s.a.w. pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.

Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun berkata, "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah s.w.t., oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Setelah berkata demikian maka Rasulullah s.a.w. pun pulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail a.s., "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam, "Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?) Apabila Fathimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat." Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Fathimah ra., "Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu."

Maka Fathimah ra. pun berkata, "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahawa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga terasa menggigil badan saya." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; "Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fathimah, "Tidak ayah." "Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fathimah ra. tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar tangisan Falimah ra. maka beliau pun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan aku." Kemudian Rasulullah s.a.w. pun mengizinkan malaikat lzrail masuk. Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Lalu Rasulullah s.a.w. menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?" Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau izinkan, kalau engkau tidak izinkan maka aku akan kembali." Berkata Rasulullah s.a.w., "Wahai lzrail, di manakah kamu tinggalkan Jibril?" Berkata lzrail: "Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakan dia." Tidak beberapa lama kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah s.a.w..

Apabila Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril a.s., "Ya aku tahu" Rasulullah s.a.w. bertanya lagi, "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah s.w.t" Berkata Jibril a.s., "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu di langit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah s.a.w.: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril a.s., "Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud,"Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga."

Berkata Rasulullah s.a.w.: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Setelah itu Malaikat lzrail pun memulai tugasnya, apabila ruh beliau sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibrila.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril a.s. berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Anas bin Malik ra. berkata: "Apabila ruh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda,"Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga sholat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu."

Ali ra. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahwa: "Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca sholawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil sekor ikan dari laut tersebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu".

NASEHAT IMAM SYAFI'I



Empat perkara menguatkan badan
1. makan daging
2. memakai haruman
3. kerap mandi
4. berpakaian dari kapas

Empat perkara melemahkan badan
1. banyak berkelamin (bersetubuh)
2. selalu cemas
3. banyak minum air ketika makan
4. banyak makan bahan yang masam

Empat perkara menajamkan mata
1. duduk mengadap kiblat
2. bercelak sebelum tidur
3. memandang yang hijau
4. berpakaian bersih

Empat perkara merosakan mata
1. memandang najis
2. melihat orang dibunuh
3. melihat kemaluan
4. membelakangi kiblat

Empat perkara menajamkan fikiran
1. tidak banyak berbual kosong
2. rajin bersugi (gosok gigi)
3. bercakap dengan orang soleh
4. bergaul dengan para ulama

4 CARA TIDUR

1. TIDUR PARA NABI
Tidur terlentang sambil berfikir tentang kejadian langit dan bumi.

2. TIDUR PARA ULAMA' & AHLI IBADAH
Miring ke sebelah kanan untuk memudahkan terjaga untuk solat malam.

3. TIDUR PARA RAJA YANG HALOBA
Miring ke sebelah kiri untuk mencernakan makanan yang banyak dimakan.

4. TIDUR SYAITAN
Menelungkup/tiarap seperti tidurnya ahli neraka.

doa.
zikir.
itulah kekuatan seorang muslim

Mengkaji Kitab Riyadus Shalihin



Salah satu Kitab Kuning yang masyhur di kalangan pesantren adalah Kitab Riyadus Shalihin. Kitab ini pula yang pernah diajarkan KH Abdul Hamid bin H Muksin, Pecabean Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal kepada santri dan warga di desanya.
Pengajian disampaikan dalam forum Kuliah Subuh, setiap hari selesas Shalat Subuh di Mushala An-Nur. Kitab ini telah dijadikan pegangan selama ratusan tahun bagi para ulama, pelajar dan penuntut ilmu agama di belahan dunia. Di Indonesia sendiri kitab Riyadus Shalihin ini merupakan salah satu ‘kitab wajib’ bagi seluruh pesantren.
Pengarang kitab Riyadus Shalihin adalah Al Imam Al ‘Alamah al Muhaddits, Muhyiddin Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an Nawawi ad Dimasqi as Syafi’i, beliau dikenal sebagai ulama paling ‘alim pada zamannya, zuhud dan wara’, serta kuat beramal sholeh.
Dilahirkan di sebuah desa bernama Nawa dekat Damsyik, Suriah pada tahun 631 H. Beliau mulai menuntut ilmu di sebuah sekolah agama milik Habbatullah bin Muhammad Al Anshori yang terkenal dengan sebutan Ibnu Rawahah.
Madrasah itu bernama Madrasah Ar Rawahiyyah. Imam Nawawi belajar di Madrasah ini mulai tahun 649 H, saat berusia delapan belas tahun, kemudian melanjutkan pelajarannya ke Sekolah Darul Hadits di Madrasah Usruniah. Beliau wafat di desanya sendiri yaitu desa Nawa, Damsyik, Suriah, pada tahun 676 H pada usia 45 tahun.
Meskipun beliau belum sempat menikah seumur hidupnya, namun sebagai penghormatan, kaum muslimin tetap menggelarinya ‘Abu Zakaria’, yang menggambarkan seolah-olah beliau pernah memiliki seorang putra.
Riyadus Shalihin yang diartikan sebagai pelatihan orang-orang shalih, dibahas menjadi 19 kitab yang terbagi atas 372 Bab dan menyertakan sebanyak 1900 hadis. Dalam metode penulisannya, Imam Nawawi mengemukakan ayat-ayat Al Qur’an sebagai dalil utama untuk menguatkan dalil penyokong atas kitab yang akan dibahas, kemudian baru menyertakan dalil-dalil hadis sebagai penjabaran atas bab-bab yang dibahas tersebut.
Di dalam mukaddimah kitabnya, Imam Nawawi mengatakan bahwa kitabnya itu mengandung hadis-hadis yang beliau kutip dari Kutubussittah (enam kitab utama), yaitu kitab hadis yang paling utama dalam Islam. Dan secara tegas dikatakan bahwa beliau hanya mengutip hadis-hadis yang shahih dari kitab-kitab yang masyhur itu.
Dengan demikian tidak akan ada satu hadis dho’if pun yang dimasukkan ke dalam kitab ini. Dalam hal ini, para ulama se-dunia selama ratusan tahun sudah membuktikan kebenaran ucapan Imam Nawawi itu. Selanjutnya, dalam perjalanan sejarah, kitab Riyadus Shalihin terbukti telah berhasil membantu para ulama untuk membentuk murid-murid mereka di pesantren-pesantren dan madrasah-madrasah, atau pada majelis-majelis ta’lim di masjid-masjid di seluruh Indonesia.
Syaikh Muhamamd bin Allan as-Shiddiqi as-Syafi’i al-Asy’ari al-Makki, seorang ulama Hijaz yang wafat pada tahun 1057 H telah pula mensyarahkan kitab Riyadus Shalihin Imam Nawawi ini ke dalam sebuah kitab yang berjudul Dalilul Falihin Li Thariqi Riyadis Shalihin sebanyak 4 jilid tebal. Kitab Syarah Riyadus Shalihin ini juga sangat terkenal di sisi para ulama ahlusssunnah wal jama’ah di dunia Islam, khususnya bagi para ulama dan santri di tanah air Indonesia.
Latar Belakang Pandangan

Ulama Besar
Imam Nawawi Rahimahullah adalah seorang ulama besar dalam fiqih mazhab Syafi’i yang telah mencapai derajat yang tinggi yaitu mujtahid fatwa. Seluruh pembahasan yang menyentuh masalah fiqih dalam kitab ini pasti selaras dengan tuntunan syariat dalam mazhab Syafi’i pula.
Sedangkan dalam pemahaman aqidah, beliau dikenal sebagai ulama Ahlussunnah wal Jama’ah Al Asy’ariyah. Tidak heran jika dalam pembahasan masalah aqidah, beliau selalu berpegang teguh pada mazhab ahlusunnah wal jama’ah yang melatar belakangi pendidikan serta faham beliau semasa hidupnya.
Sebagaimana dimaklumi, akidah ahlussunnah wal jama’ah al Asy’ariyah senantiasa mengamalkan ta’wil atas sifat-sifat Allah yang mutasyabihat kepada sifat-sifat Allah yang muhkamat.
Sebagai contoh jika bertemu dengan ungkapan “Tangan Allah”, akan dita’wil menjadi “Kuasa Allah”, “Muka Allah” dita’wil dengan “Zat Allah”. Ini dimaksudkan agar terhindar dari faham Mujassimah, yang menggambarkan seolah-olah Allah punya jasad, mirip dengan makhluk-Nya.
Sedangkan ungkapan “Allah Turun” dita’wil menjadi “Allah menurunkan rahmat-Nya”, Allah “duduk” menjadi “Allah berkuasa”, dan lain-lain sebagainya. Beliau menghindari faham yang menyerupakan Allah dengan sifat makhluk seperti: “duduk”, “naik”, “turun”, ‘bertempat tinggal pada tempat tertentu’, ‘tertawa’, dan lain-lain. Ta’wil yang beliau lakukan ini sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan hadis-hadis shahih yang muhkamat, agar terhindar dari kemiripan dengan faham Musyabbihah, yang memahamkan Allah itu mempunyai sifat mirip dengan makhluk-Nya..
Untuk pembahasan masalah fiqih, yakni yang berkaitan dengan masalah hukum ahkam agama, beliau dengan mantap berpegang teguh kepada mazhab Syafi’i. Itulah mungkin yang menjadi salah satu penyebab kenapa kitab Riyadus Shalihin ini sangat populer di Indonesia, di mana memang hampir seratus persen kaum muslimin Indonesia telah menganut mazhab Syafi’i selama ribuan tahun.

Isi Kitab
Diawali dengan ‘kitab Ikhlas’, beliau membuka dengan manis kitab Riyadus Shalihin itu dengan menyertakan ayat-ayat Al Qur’an yang mendukung pembahasan kitab ikhlas tersebut. Hampir seluruh isi kitab ini mengandung ruh akan dorongan menghambakan diri kepada Allah serta ‘memupuk’ amal shalih. Mayoritas isi pada kitab-kitab awal adalah mengenai masalah hati dan kebersihan jiwa. Seperti masalah ikhlas niat, taubat, sabar, shiddiq, murraqabah, yaqin, tawakal, istiqamah, mujahadah, hemat, rajin, zuhud, qana’ah, dermawan, tolong-menolong, nasehat, amar ma’ruf-nahi mungkar, amanat, dan menghindari kezaliman.
Pada bagian berikutnya beliau menekankan kepada masalah muamalat mu’asyarah, yakni masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia bermasyarakat sebagai makhluk sosial, seperti: mendamaikan manusia, berbelas kasih pada anak yatim, orang miskin, menjaga hak wanita, hak suami dan istri, belanja keluarga, hak-hak tetangga, orang tua, anak dan keluarga, menghormati ulama, kaum kerabat, orang-orang sholeh dan lain-lain.
Pada pembahasan masalah moral dan adab, beliau menekankan juga tentang perihal keadilan, hubungan antara rakyat dan pemimpin, menjaga adab kesopanan terhadap orang hidup maupun orang mati, sampai adab-adab pribadi untuk diamalkan sehari-hari, tidak luput dari pembahasan beliau. Sedemikian lengkapnya, sehingga urusan pribadi umat dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, secara ‘manis’ dan rapi beliau bahas satu persatu.
Dalam masalah syariat, secara panjang lebar beliau membahas pula hukum-hukum dalam berbagai masalah; mulai dari masalah berpakaian, wudhu, sholat-sholat wajib, sholat-sholat sunat, puasa sunat, ziarah kubur, sumpah, jual-beli, dan lain-lain dengan menyertakan adab-adab dan kesempurnaan amal, lengkap dengan fadhilah amal, sehingga tidak monoton membahas masalah pokok fiqihnya saja. Pembahasan kitab ini diakhiri dengan indah pada Bab Istighfar, mulai dari dalil perintah beristighfar sampai kelebihan orang-orang yang beristighfar.
Sanjungan dan Kritik. (Ditulis dari sejumlah sumber)

Tayangan

Keluarga Hasan tahun 2008

Keluarga Hasan tahun 2008


Diberdayakan oleh Blogger.

Hasan Hamid

Sosok KH Abdul Hamid, Tegal